PUISI UNTUK NEGERI

AKU INGIN BICARA

Tak kuasa aku ingin bicara dalam kekeluan lidahku,
berkas-berkas kekecewaan yang kupendam
kini tak kuasa ntuk membendung langkah menerjang
gelapnya malam dan derasnya hujan.

Kau tak pernah dengar cerita dan celotehanku
sedang nuraniku makin menangis
dan kadang teriak
sesak

Wahai
malam
di mana purnama bersembunyi ?

Wahai malam .........!!!
ke mana kau tiupkan semilirmu ?

Aku terjatuh
dalam limbah ketidakmampuan
dan makin tenggelam.

Kini,
kutunggu teriak pekik sejarah
untuk bicara dan menghentikan
langkah-langkah para pengumbar janji
dan tokoh-tokoh yang berselimut kebohongan.

******

Banten 2010

Shadiqul Achmadi

TANGIS ANAK NEGERI

Entah siapa salah.......
ketika burung-burung tak berkicau,
hamparan ladang tak menghijau,
padi-padi enggan merunduk,
dan
langit pun selalu gelap tertutup sekumpulan gagak
yang senantiasa siap merenggut
jiwa-jiwa pasrah........

Entah siapa jadi pengkhianat ........
ketika perut - perut jelata setipis dedaunan,
airmata mengering,
suara melirih,
bahkan tubuh pun tak mampu tertatih lagi ......

Tangis anak negeri yang silih berganti
tak pernah usai
sejalan gerusan bencana gunung,
laut,
dan sungai-sungai.

Tangis anak negeri
yang tak pernah mampu
menggapai harapan-harapan

Tangis anak negeri
dari kerakusan peradaban

Tangis anak negeri
tak henti-henti........

Tangisan ini .........
Siapa peduli ........?????

**********

Banten 2010

Shadiqul Achmadi